BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Belajar
merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan
dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga
oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan
hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan
persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan
lingkungan sosial yang kondusif.
Bila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka
kegagalan juga dapat terjadi pada setiap orang. Beberapa wujud ketidak
berhasilan siswa dalam belajar yaitu : memperoleh nilai jelek untuk sebagian
atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus sekolah (dropout), dan
tidak lulus ujian akhir.[1]
Dampak kegagalan belajar salah satunya adalah kurangnya
rasa percaya diri. Selain itu masih banyak dampak-dampak yang lain. Dampak
tersebut bukan hanya dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh keluarga
dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu upaya mencegah atau setidak tidaknya
meminimalkan, dan juga memecahkan kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan
belajar siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar?
2. Bagaimana Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis merupakan istilah yang diadopsi dari bidang
medis. Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai :
a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit
apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya.
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal
untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang
esensial.
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi
yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.[2]
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan karakteristik,
serta latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan
juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan
tindakan pemecahannya.
Bila kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang
terjadi pada belajar, maka disebut sebagai diagnosis kesulitan belajar. Melalui
diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan
dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan
diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut.
B. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar
Diganosis kesulitan
belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar. Sebagai
prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah yang
tersusun secara sistematis. Secara umum langkah-langkah pelaksanaan diagnosis
kesulitan belajar selaras dengan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan belajar.
Menurut Rosss dan Stanley, tahapan-tahapan diagnosis
kesulitan belajar adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut.
a. Who
are the pupils having trouble ? (Siapa siswa yang mengalami gangguan ?)
b. Where are the errors located ? (Di manakah kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dilokalisasikan ?)
c. Why are the errors occur ? (Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi ?)
d. What
are remedies are suggested? (Penyembuhan apa saja yang disarankan?)
e. How
can errors be prevented ? (Bagaimana kelemahan-kelemahan itu dapat dicegah
?) [3]
Pendapat
Roos dan Stanley tersebut dapat dioperasionalisasikan dalam memecahkan masalah
atau kesulitan belajar siswa dengan tahapan kegiatan sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi mahasiswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar
1) Menganalisis prestasi belajar
Dari segi prestasi belajar, individu dapat dinyatakan
mengalami kesulitan bila
a). nilai raport yang bersangkutan lebih rendah dibanding
rata-rata klasnya
b). prestasi yang dicapai sekarang lebih rendah dari
sebelumnya
c). prestasi yang
dicapai berada di bawah kemampuan sebenarnya.
2) Menganalisis periaku yang berhubungan dengan proses
belajar.
Analisis perilaku terhadap mahasiswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan :
a)
membandingkan
perilaku yang bersangkutan dengan perilaku mahasiswa lainnya yang berasal dari
tingkat atau kelas yang sama
b)
membandingkan
perilaku yang bersangkutan dengan perilaku yang diharapkan oleh lembaga
pendidikan.
3) Menganalisis hubungan sosial
Intensitas interaksi sosial individu dengan kelompoknya
dapat diketahui dengan sosiometri. Dengan sosiometri dapat diketahui
individu-individu yang terisolasi dari kelompoknya. Gejala tersebut merupakan
salah satu indikator kesulitan belajar.[4]
b. Melokalisasi letak kesulitan belajar
Setelah siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar
diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menelaah :
1) pada pelajaran apa siswa mengalami kesulitan;
2) pada aspek tujuan pembelajaran yang mana kesulitan
terjadi;
3) pada materi yang mana kesulitan terjadi;
4) pada segi-segi proses pembelajaran yang mana kesulitan
terjadi.
c. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar
Pada tahap ini semua faktor yang diduga sebagai penyebab
kesulitan belajar diusahakan untuk dapat diungkap. Tahap ini oleh para ahli
dipandang sebagai tahap yang paling sulit, mengingat penyebab kesulitan belajar
itu sangat kompleks, sehingga hal tidak dapat dipahami secara sempurna,
meskipun oleh seorang ahli sekalipun [5]
Teknik pengungkapan faktor penyebab kesulita belajar
dapat dilakukan dengan :
1) observasi;
2) wawancara;
3) kuesioner;
4) skala sikap,
5) tes;
6) pemeriksaan secara medis.
d. Memperkirakan alternatif pertolongan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara matang pada
tahap ini adalah sebagai berikut.
1) Apakah siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut
masih mungkin untuk ditolong ?
2)
Teknik apa yang tepat untuk pertolongan tersebut ?
3)
Kapan dan di mana proses pemberian bantuan tersebut dilaksanakan ?
4)
Siapa saja yang terlibat dalam proses pemberian bantuan tersebut ?
5) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk kegiatan
tersebut ?
e. Menetapkan kemungkinan teknik mengatasi kesulitan
belajar
Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan rencana yang
meliputi : pertama, teknik-teknik yang dipilih untuk mengatasi kesulitan
belajar dan kedua, teknik-teknik yang dipilih untuk mencegah agar kesulitan
belajar tidak terjadi lagi.
f. Pelaksanaan pemberian pertolongan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses diagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi
jenis dan karakteristik, serta latar belakang dari suatu kelemahan atau
penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan
kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya. Bila kegiatan diagnosis
diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut sebagai
diagnosis kesulitan belajar.
Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas dapat dinyatakan
bahwa diagnosis kesulitan belajar memerlukan perencanaan yang matang, yang
memerlukan waktu, tenaga, dan juga biaya. Oleh karena itu diagnosis kesulitan
belajar siswa hendaknya menjadi bagian dari program kerja lembaga pendidikan.
Bila hal ini dapat terlaksana dengan baik niscaya kesulitan-kesulitan belajar
mahasiswa dapat dicegah dan diatasi.
Prosedur kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah
yang tersusun secara sistematis sebgai berikut:
a. Mengidentifikasi mahasiswa yang diduga mengalami kesulitan belajar
b. Melokalisasi letak kesulitan belajar
c. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
d. Memperkirakan alternatif pertolongan
e. Menetapkan kemungkinan teknik mengatasi kesulitan belajar
f. Pelaksanaan pemberian pertolongan
DAFTAR
PUSTAKA
Abin, S.M. Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem
Pengajaran Modul. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2002)
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan/
Koestoer
Partowisastro dan A. Hadisuparto. Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar : Jilid 1. (Jakarta : Erlangga,1998)
[2] Abin, S.M. Psikologi Pendidikan :
Perangkat Sistem Pengajaran Modul. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2002), 307
[4] http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan
/
[5] Koestoer Partowisastro
dan A. Hadisuparto. Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar : Jilid 1. (Jakarta : Erlangga,1998), 21
Wah top artikelnya, thank you for sharing Gan, ane juga lagi belajar, tapi ane izin copy y Gan buat bahan
BalasHapushehhe....
BalasHapusmonggo gan silahkan diambil yang penting2 gan ane juga lai blajar gan....