KODE ETIK BIMBINGAN
Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah
“Bimbingan dan
Konseling”
Disusun Oleh
Roudhotul Jannah NIM: 210910020
Wahid Amiruddin Muhlish NIM: 210910021
Dosen Pengampu
Dr. Heriyaman, Mpd
PROGRAM TUDI PENDIDIIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
April 2012
DARTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
Bab I:
Pendahuluan
A.
Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................... 1
Bab II:
Pembahasan
A.
Pengertian Singkat Bimbingan dan Konseling.............................................. 2
B.
Kode Etik Bimbingan dan Konseling............................................................ 3
Bab III: Penutup
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 7
Daftar Pustaka........................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti
layaknya sebuah pembelajaran bimbingan dan konseling juga membutuhkan apa yang
dinamakan setrategi dalam pelaksanaanya. Dalam hal untuk mengetahui strategi
apa yang tepat untuk digunakan kepada seorang yang hendak dibimbing (konseli)
itulah seorang yang hendak membimbing (konselor) membutuhkan kode etik untuk
menjalankan profesinya tersebut.
Dalam
masalah bimbingan dan konseling kode etik sangat dibutuhkan. kode etik
dibutuhkan ketika seseorang (konselor) hendak membimbing seorang atau individu
(konseli) kearah pengembangan pribadinya. peran kode etik yaitu sebagai acuan
dan tuntunan dalam memberikan masukan-masukan kepada konseli agar masukan yang
diberikan oleh konselor tidak menyelewwng atau keluar dari aturan-aturan,
norma-norma yang berlaku dimasyarakat maupun di kalangan konselor sendiri.