Total Tayangan Halaman

All About blogger

Tukar link disini

christian tatelu
Diberdayakan oleh Blogger.
.

Pengikut

Cari Blog Ini

Kamis, 14 Juli 2011


Tafsir Surat Ali Imron 161
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Ilmu Study Al-Qur’an

Disusun oleh/VIII/Ta.b:
Siti Mas Ulah                (210510052)
Endah Wahyuningsih   (210510054)
Jurusan Tarbiyah
Program Study Bahasa Arab
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MARET (2011)






A.   Surah Al-Imron 161
وَمَا كَانَ لِنَبِيِّ اَنْ يَغُلَّ وَمَنْ يَغْلُلْ يأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمُ القِيَمَةِ ثُمَّ تُوَفّى كُلُّ نَفْسٍ مَاكَسَبَتْ وَهُمْل لآيُظْلَمُوْنَ
B.     Mufrodat Surat Al-Imron Ayat 161





Artinya
Potongan Ayat
Artinya
Potongan ayat
Tidaklah mungkin (patut)
وَمَاكَانَ
Untuk ia berkhianat
اَنْ يَغُلَّ
Barang siapa yang berkhianat
وَمَنْ يَغْلُلْ
Atas apa yang dikerjakannya
مَاكَسَبَتْ
Di beri balasan yang sempurna
تُوَفّى
Tidaklah dianiaya[1]
لاَيُظْلَمُوْنَ

C.     Terjemahan Surat Al-imron Ayat 161
“Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang). Barang siapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak di dholimi”.[2]
D.     Asbabun Nuzul Surah Al-Imron 161
Menurut riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Daud, at-tirmidzi, Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun seketika terjadi peperangan badar, setelah harta rampasan di kumpulkan, ternyata hilang sehelai khotifah, yaitu sehelai selendang bulu(wol), ada yang berkata bahwa mungkin Rosulullah yang mengambilnya, tapi perkataan itu tidak bermaksud menuduh. Melainkan merasa bahwa jika beliau yang mengambil, itu adalah hak beliau. Namun pendapat ini di dhoifkan oleh setengah ahli tafsir.
Riwayat lain, yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari adh-Dhahhak , bahwa Rosulullah mengirrimkan beberapa orang pengintai pada daerah musuh. Kemudian daerah itu di perangi dan dikalahkan serta harta rampasan dibagi-bagi. Tapi para pengintai itu tidak hadir ketika di bagikan dan mereka mengira, bahwa mereka tidak akan mendapat pembagian. Kemudian setelah mereka datang ternyata bagian untuk mereka ada disediakan. Maka turunlah ayat ini untuk menegur prasangka buruk mereka.[3]
Riwayat lain dari al-kulabi dan al-muqotil bahwa ayat ini di turunkan ketika para pejuang mu’min pelempar panah yang ditugaskan berada di pos pertahanan bukit uhud meninggalkan posnya untuk mendapatkan harta rampasan perang. Mereka khawatir akan tertinggal dari tentara muslim lain, dan setelah perang selesai Nabi akan berkata: “Barang siapa yng telah mengambil sesuatu (harta rampasan perang)  itulah kepunyaan mereka”. Mereka khawatir kalau Nabi Tidak akan membagi harta rampasan perang. Nabi berkata kepada mereka: “bukankah aku memerintahkan kamu supaya tidak meninggalkan tempat sebelu datang perintah baru. Jawab mereka: “kami tinggalkan sebagian kawan di sana. Nabi berkata: Tidak, sebenarnya kamu menyangka bahwa aku akan menyembunyikannya dan tidak akan membaginya”. [4]
E.      Ayat Al-qur’an lain sebagai Pendukung

وَاعْلَمُوْااَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ للّهِ خُمُسَهُ وللرَّسوْل ولذِى القُربَى واليَتمى والمساكين والبن السَّبيلِ اِن كُنتم امَنتم بِااللّه ومَا اَنزلنَا عَلَى عَبْدنَا يومَالفُرْقَانِ يَوم التقَى الجَمعَان واللهُ على كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ(الانفل: 41)
 “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang. Maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rosul, kerabat rosul, anak-anak yatim,  orang-orang miskin dan ibnu sabil. Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba kami (muhammad) di hari furqon yaitu, di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah maha kuasa terhadap segala sesuatu”.

0 komentar:

Posting Komentar